Menikah adalah tujuan utama bagiku yang Saya niatkan sebagai ibadah. Dimana yang kita tahu bahwa ibadah terpanjang kita adalah sebuah pernikahan. Besar harapanku pada pernikahan ini adalah sebagai seorang istri yang di cintai dan prioritaskan. Namun faktanya suamiku tidak pernah mencintaiku, ia menikahi ku dengan terpaksa karena perjodohan dari orang tua kami. Ia masih menaruh harapan besar pada sang mantan yang telah menikah dengan laki-laki lain. Entah apa alasan suamiku yang masih mengharapkan cinta pada wanita yang jelas-jelas sudah milik laki-laki lain. Di tengah perjalanan pernikahan kami, Aku tidak kuat lagi mempertahankan rumah tangga yang seperti tembok es Antartika. Dingin, tanpa ada kehangatan di dalamnya. Hingga pada akhirnya, suamiku belajar menerimaku walau belum ada cinta. Meskipun alasan utamanya adalah soal karirnya, namun Aku ikhlas dan sabar menunggu sampai dia bilang Aku mencintaimu!