Di sudut kota yang sering diguyur hujan, seorang editor buku bernama Aluna menjalani hidup tenangnya di antara lembar naskah dan kopi hangat. Ia terbiasa sendiri, terbiasa tenang—hingga satu sore yang biasa berubah menjadi awal dari kegelisahan yang manis.Rayyan, penulis yang hanya ia kenal lewat kalimat-kalimat kuat di novel, tiba-tiba hadir nyata di depannya. Pertemuan yang tampak kebetulan, tapi menyisakan getar yang tak biasa. Kata-kata Rayyan lebih tajam saat disuarakan langsung, dan tatapannya lebih dalam dari paragraf mana pun yang pernah Aluna sunting.Pertemuan mereka berkembang menjadi obrolan yang penuh makna, keintiman yang tumbuh perlahan, dan tarikan magnet yang tak bisa dibantah. Di antara hujan, aroma kopi, dan napas yang saling mendekat, dua jiwa dewasa saling menemukan dalam keheningan yang mendesir.Cerita ini menyajikan romansa sensual, hangat, dan mendalam—tentang dua orang yang saling meraba luka, saling membuka diri, dan menemukan gairah bukan hanya di sentuhan, tapi juga dalam kepercayaan yang tumbuh di antara kata dan diam.