"Nayanika Bhatari! Maukah kau menjadi kekasih saya?" Naya kembali terbengong-bengong. Pikirnya sejak kapan isi kepala Makhluk jadi-jadian ini amnesia? "Aku serius, Naya. Kalau perlu, saya akan datang ke rumah untuk melamar mu." Asli, pernyataannya kali ini membuat bulu kuduk Naya berdiri. Berbagai pertanyaan kini menggelayut di pikiran Naya. Ada perasaan bahagia saat Guru galak di sekolah menyatakan perasaannya. Namun, di sisi lain Naya merasa takut. Takut kalau dia sedang mengerjai Naya. ----- "Saya ingin menjadi sekuntum bunga mawar yang selalu harum memenuhi udara. begitu juga dengan cinta ini. Yang begitu tulus padamu." "Nayanika Bhatari, jika kau diam saja, berarti itu sama dengan setuju. Malam ini akan kubawa orang tua saya datang melamar mu." Naya masih terdiam mematung mendengar ucapan Guru galak itu. Ia seolah tidak menyadari rasa terkejutnya itu berimbas pada semu merah di pipi putihnya. []